Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk menyapu lantai, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah dengan pinggangnya yang pernah terkilir beberapa hari yang lalu saat sedang berolah raga disekolahnya.
Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di sampingku diatas sofa panjang tsb. Duduknya terlihat agak santai hingga p*hanya yang putih mulus terlihat dengan jelas olehku karena saat itu ia hanya menggunakan kaos dan celana pendek saja.
Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah dengang pinggangnya. Dengan alasan bahwa aku mengerti sedikit tentang cara pengobatan dengan memijat maka aku pun berusaha membujuknya. Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku.
Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun.