Aku sedang berlibur di kota Cianjur, nginap dirumah Om-ku adik mama yang paling kecil. aku saat itu berumur 20 tahun. Istri Om-ku, Tante Melly berumur 35 tahun, orangnya sangat cantik dan mempunyai tubuh yang Semok dan padat. Pantatnya benar-benar montok dengan pinggang yang ramping dan perut yang datar, maklum mereka belum mempunyai anak, biarpun sudah kawin hampir 3 tahun.
Saat ini aku nginap di rumah mereka, Hari ini entah mengapa aku merasa suntuk banget sendirian, kemarin sore sebelum Om-ku pulang dari kantor, Tante Melly marah-marah dan menunjukan muka cemberut terhadap saya. Saat itu rumah berada dalam keadaan sepi, Om sudah pergi ke kantor, Bik Mega lagi pergi ke pasar, dan Tante Melly katanya mau pergi ke mall. Tante Melly menyuruh saya menjaga rumah.
“Dari pada BT sendiri, mending nonton BF aja di kamar,” pikirku.
TV mulai kunyalakan, kuambil CD porno yang kemarin kupinjam dari temen, adegan-adegan mesum sudah tayang. Mendengar desahan-desahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangsang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta CD-ku sendiri. Kontolku yang sedari tadi tegak mengacung kukocok perlahan. Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah.
Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgasme, tiba-tiba…
“Wiston.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal.
“Ooooohh… Tante…?!” aku kaget setengah mati dan sangat bingung sekali saat itu.
Tak kusangka Tante Melly yang katanya mau pergi ke mall bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan kudekati Tante Melly yang cantik, yang masih berdiri dalam keadaan kaget dengan mata membelalak melihat keadaanku yang telanjang bulat dengan penisku yang panjang dan besar dalam keadaan tegang itu.
Tiba-tiba entah setan mana yang mendorongku, secara refleks saja aku menyergap dan mendekap tubuh Tante Melly yang mungil padat itu. Badannya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dari ku, ku bekap dengan kuat dan kutarik agak keatas,
Dengan cepat kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi.
“Eeeehhhh… ppppffffff…!!! badan Tante Melly seketika mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang tidak pernah dia sangka akan berani aku lakukan itu dan sesaat kemudian dia mulai memberontak dengan hebat, sehingga ciumanku terlepas….
“Wisston… Apaa Apaan Kamu?? Beranii banget kamu mau perkosa tante ya?!!!” teriak Tante Melly dengan suara garang mencoba mengancamku.
Aku tak lagi peduli, salah Tante Melly sendiri sih, orang mau orgasme kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat belakang telinga dan tengkuknya, kedua payudaranya yang besar langsung kuramas-ramas dengan buas, sampai Tante Melly menjerit-jerit. Disamping nafsuku yang memang sudah menggila itu,
Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aku segera menciumnya lagi. Ada kali 10 menit aku melakukan hal itu, sementara Tante Melly terus meronta-ronta, Aku terus menyerangnya dengan buas dan mengelus-elus dan meramas-ramas seluruh tubuhnya sambil terus mencium mulutnya dengan rakus. Dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang tinggi 175 cm dengan badan yang atletis dan berotot.
Merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari Tante Melly, penisku yang panjang dan besar yang sudah sangat tegang itu kugosok-gosok pada perutnya dan kemudian kuraih tangannya yang mungil dan kuelus-elus ke penisku, tangan mungilnya kugosok-gosok, mengocok penisku yang mulai mengeras. Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya masih terpejam, dan tidak ada perlawanan darinya.
Kemudian ketika dengan perlahan kubuka baju Tante Melly, dia dengan lemah masih mencoba menahan tanganku, akan tetapi tanganku yang satu mengunci kedua tangannya dan tanganku yang lain membuka satu demi satu kancing-kancing blusnya, dan perlahan-lahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu. Setelah berhasil membuka blus dan BH-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara Tante Melly yang padat berisi…
“Wwwissttooonnnn… aaammmpuunn… Aaaahhhhh…. Tooonnn..!!!”
Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, sementara kusingkap roknya dan jari-jariku mulai mengelus-elus kemaluannya yang masih tertutup CD.
“Iiiiiiiiii….. ooohhhhhhh….. aaaagggghhhhhhh…….. ssssshhhhhhh…….. Toooonnnnn…… !!!!!” akibat perlakuanku itu, kayaknya Tante Melly mulai terangsang juga, itu terasa dari tubuhnya yang mengejang kaku dan dengusan nafasnya makin terdengar kuat.
Aku makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba tubuh Tante Melly bergetar dengan kuat dan……..
“Aaaahhhhh.. Tooonnn… jaaa.. jaaaangaaannn…. Tooonnnn…… iiii…ngaaattt.. Toonnn… ooohhhh………… aaagggghh… aaaggghhh… aaaaggggggghhhhh…!!!!!” akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliat-geliat kuat, serta kedua tangannya mendekap punggung ku….
Seerrr.. cairan kewanitaan Tante Melly membasahi CD nya sekalian jemariku.
Setelah orgasmenya berlalu, terasa badan Tante Melly melemas terkulai dalam dekapanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku terhadapnya, sehingga dia mencapai orgasme itu. Tarikan nafasnya masih terengah-engah.
Kami terdiam sejenak, sementara tubuh Tante Melly bersandar lemas dalam dekapanku dengan mata. Jemari lentik Tante Melly masih menggenggam penisku yang masih tegak mengacung.
Akhirnya secara perlahan-lahan kepala Tante Melly menengadah keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku, sehingga menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya…
“Oooohhhh…. Toonnnn, apa yang kau perbuat pada tantemu ini…….?????”
“Eeeehhmmm… maafkan Wiiisston tante…. Wisstonn silap tante, Abisnya juga tante tiba2 masuk sih. Lagian tante Sexy juga buat wiston horny” sahutku mencari-cari alasan sekenanya.
Sekarang kayaknya Tante Melly sudah pasrah dan sambil tangannya masih menggenggam penisku katanya lagi..
“Tooonnnn….. punya kamu gede amat yaaaa…????. Punya Om mu nggak sampai segede ini..!!”
“Aaahhhhh, tante… apa betull… ?????!” memang penisku panjangnya 20 cm dan gede juga dengan kepalanya yang bulat besar, apalagi kalau lagi sangat bernafsu begini.
Jemari lentik Tante Melly yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Tante Melly tak mau lepas dari situ.
“Taaannnnn…., kok diiiii….. dii… diamin aja, dikocok dong, Taannn…. biar enaaakkk….!!!!”
“Ton, Ton.. kamu keburu nafsu aja…. aaaaggghhh…. !!!”, perlahan-lahan kedua tanganku menekan bahu Tante Melly, sehingga tubuh Tante Melly berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar dengan selangkanganku.
Kedua tangannya segera menggenggam penisku dan kemudian Tante Melly mulai menjilati kepala penisku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Tante Melly. Dijilatnya seluruh batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidahnya.
Dikocoknya penisku didalam mulutnya, Kurasakan dinding tenggorokan Tante Melly menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Tante Melly mengulum penisku. Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar.
Merasa aku akan keluar, Tante Melly semakin cepat mengocok batang kemaluanku.
“Taaannnnn.. ah.. aohh.. taaannn.. wwwisnton mo keluar,……. aaauuugghhhh….. taaannnn..!!!!!!!”
Akhirnya.. Croott.. croott.. croottt.. Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung penisku.
Diminumnya air maniku dengan, dijilatinya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi penisku tetap saja masih tegar, meski tak seberapa keras lagi.
Melihat itu, Tante Melly mencium-cium kepala penisku dan menjilat-jilatnya hingga bersih.
Kemudian kutarik berdiri tubuh Tante Melly dan kudorong ke tempat tidur, sehingga Tante Melly terlentang diatas tempat tidur. Dengan cepat kulucuti rok sekalian CD nya, sehingga sekarang Tante Melly terlentang diatas tempat tidur dengan tubuhnya yang mungil tapi padat itu berada dalam keadaan telanjang bulat. Tante Melly hanya menatap ku dengan pandangan yang sayu dan terlihat pasrah.
Aku naik keatas tempat tidur dan kedua kakinya kupentang lebar-lebar dan aku berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar kemaluannya yang telah licin, siap untuk diterobos.
Kupegang batang penisku dan kugosok-gosok dibibir kemaluannya, sambil kutekan-tekan pelahan. Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina Tante Melly, penisku mulai mengeras kembali. Ku ambil tangan Tante Melly dan ku tempatkan pada batang penisku, segera digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Dengan sedikit gerakan menekan, kepala penisku perlahan-lahan mulai masuk setengah ke lobang memek Tante Melly.
Terasa lobang kemaluan Tante Melly sangat sempit mencengkeram batang kemaluanku. Dinding kemaluan tante membungkus rapat batang kemaluanku, kutekan lagi dan tubuh Tante Melly menggeliat…
“Oooooohhhhhh… Toooonnnn… bee.. beeeesaaarrrr aaaaa.. maaaattttt.. pe.. peeelaaan… pee laaan… Tooooonnnnn… oooohhhhh..!!!!!” Tante Melly merintih perlahan.
Secara pelan dan hati-hati aku menekan batang kemaluanku makin dalam… terus… terus…. ooohhhhhh… eeeenna aaak… benaaarrrr… terasa jepitan kuat dinding kemaluan Tante Melly yang menjepit rapat batang kemaluanku.
Perasaanku terasa melayang-layang dilanda kenikmatan yang tidak terlukisakan ini…..
“Taaaaannnnn……ooohhhhhh…..eeeeeuuuuunnaaaakkkkkkkk…taannnnn….!!!!”
Dengan kedua paha yang terkangkang lebar-lebar dan kedua tangannya berpegang pada pinggangku, Tante Melly memandangku dengan tatapan sayu, terlihat sangat cantik dan menawan, sehingga aku yang sedang bertumpu diatasnya perasaanku terasa menggila, melihat dan merasakan wanita cantik dan ayu yang berbadan mungil tapi padat ini, terlentang pasrah dibawahku, menerima seluruh perlakuanku.
Kugerakan perlahan-lahan pinggulku menekan kebawah, sehingga penisku terbenam makin dalam kelobang kemaluannya, dalam….. dalam….. terus…… terus…..….kemudian……ujung kepala penisku terasa mentok, karena beberapa kali tubuh Tante Melly mengejang ketika aku mencoba menekan lebih kuat, aku kemudian mulai menarik keluar dan selanjutnya memompa keluar masuk.
Dengan bersemangat aku mulai memompa tubuhku. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, Apalagi posisi kedua paha Tante Melly terkangkang lebar-lebar, membuat tikaman-tikamanku terasa jauh didalam dasar lobang kemaluannya.
Kemudian kurasakan otot-otot kemaluan Tante Melly dengan kuat menyedot penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja kemaluan Tante Melly menjepit penisku. Kulihat wajah Tante Melly nampak makin memerah menahan orgasme keduanya yang akan melandanya sebentar lagi.
“Aaaaaddduuuuhhhh…. Toooonnn.. Aaaagggghhhhhh.. Oouggg..hhaa..hhaa… Toooonn … taaannnn…teeeee…maaa…. Maaauuuu…keee… keeeeluaraarrrr lagi, Toonnnnn…!!!!!!!.”
Dan….. Seeeeerrrr…..kurasakan cairan hangat membasahi penisku.
Sementara nafsuku sudah sangat memuncak, aku sudah tidak bisa lagi bertindak halus, tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat dan gencar, mendapat serangan yang agak kasar dan tiba-tiba itu Tante Melly menjerit-jerit kesakitan. Meskipun lobang kemaluan Tante Melly telah basah dan licin banget, tapi tetap saja terasa seret untuk ukuran penisku yang besar.
Tak kuhiraukan lagi suara Tante Melly yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku. Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya, ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar, tapi jepitan dinding kemaluan Tante Melly akhirnya meruntuhkan pertahananku.
“Aaaaaauuddddduuhhhh… taaannnnnn… teeeee… oooooohhhhh…..!!!!” keluhan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulut ku disertai dengan…
Croott.. croott…. croooootttt…. semburan.. maniku menyemprot dengan kuat, mengisi relung-relung terdalam lobang memek Tante Melly, kemudian badanku tertelungkup lemas menidih badan mungi Tante Melly, sementara kuubiarkan penisku tetap didalam kemaluan Tante Melly untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku. Kurasakan kemaluan Tante Melly tetap saja berdenyut-denyut, meski tak sekuat tadi.
“Taannnn, terima kasih ya, udah mau temenin wisston main.!!!!” kataku dengan manja.
“Kamu, tuh, Ton, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak tantemu sendiri kamu perkosa juga…..!!!!”
“Iiihhhhh… tante….. tapi tante senang juga…. kaannnn …..????”
“Iya.. siiihhh….!!!!!” kata Tante Melly malu-malu.
Sejak saat Aku dan Tante Melly sering berhubungan sex bersama kalau rumah lagi sepi. Aku makin merasa sayang saja terhadap Tante Melly, apalagi Tante Melly melayani nafsu sex saya dengan rela dan sepenuh hati.